Jejak yang Tak Akan Pudar
Masa SMP adalah salah satu fase paling berwarna dalam hidupku. Setelah
kepindahan kami ke Cimahi, aku merasa seperti halaman buku yang kosong, siap
diisi dengan cerita-cerita baru. Aku bersekolah di salah satu SMP berbasis
Islam di kota ini. Lingkungannya terasa tenang, penuh dengan nilai-nilai yang
mengingatkanku untuk tetap berpijak pada kebaikan. Ini adalah tempat di mana
aku mulai mengeksplorasi diriku, mengenal dunia dari sudut pandang yang
berbeda, dan menemukan arti dari persahabatan sejati.
Sejak awal, sekolah ini terasa seperti taman luas yang penuh dengan bunga
bermekaran. Setiap sudutnya mengajakku untuk belajar dan tumbuh. Aku mencoba
banyak hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Aku mendaftar
ekstrakurikuler fotografi, karate, renang, dan tentunya pramuka aktivitas yang
wajib diikuti semua siswa. Setiap kegiatan itu seperti membuka pintu baru yang
memungkinkanku melihat dunia dengan cara yang lebih luas.
Fotografi mengajarkanku untuk menangkap momen kecil yang seringkali
terlewatkan. Ada keindahan dalam hal-hal sederhana setetes embun di pagi hari,
sinar matahari yang menerobos celah dedaunan, atau senyuman teman-temanku di
sela-sela latihan. Karate, di sisi lain, adalah pelarian. Setiap gerakan,
setiap tendangan, adalah caraku menyalurkan semangat, membangun keberanian, dan
belajar tentang keteguhan hati. Renang, dengan air yang membelai kulitku,
adalah cara untuk menenangkan pikiranku. Di kolam renang, aku merasa bebas,
seperti semua beban terangkat sejenak.
Aku juga berkesempatan mengikuti perlombaan di O2SN renang. Meski gugup,
aku merasa ini adalah bagian dari perjalanan diriku untuk melangkah lebih jauh,
mencoba hal baru, dan memahami bahwa usaha adalah bagian terpenting dari setiap
pencapaian. Momen-momen itu, meskipun tidak selalu berujung kemenangan, adalah
pelajaran berharga yang membentuk diriku hari ini.
Di sekolah ini, aku juga bertemu dengan empat orang yang istimewa. Mereka
bukan sekadar teman; mereka adalah bagian dari hatiku yang akan selalu kubawa
kemanapun aku pergi. Aku sering berpikir bahwa Tuhan telah mengatur pertemuan
kami dengan cara yang begitu indah.
Mereka adalah tipe teman yang sulit ditemukan, seperti berlian yang
tersembunyi di antara pasir. Bersama mereka, aku menemukan makna persahabatan
yang sebenarnya bukan hanya tentang tawa di saat senang, tetapi juga pelukan di
saat sulit.
Kami menghabiskan waktu bersama di sela-sela kelas, berbagi bekal makanan,
bercerita tentang mimpi-mimpi kami, dan kadang hanya duduk diam menikmati
kebersamaan. Ada kehangatan yang tak bisa dijelaskan ketika aku bersama mereka,
seolah semua rasa khawatir tentang dunia di luar menghilang. Mereka
mengajarkanku tentang kebaikan, bukan melalui kata-kata, tetapi lewat tindakan
sederhana. Seorang dari mereka selalu memastikan semua temannya memiliki bekal
makanan saat istirahat. Yang lainnya, dengan sabar membantu menjelaskan
pelajaran yang sulit kumengerti. Mereka membuatku sadar bahwa kebaikan itu tak
harus besar; seringkali, hal-hal kecil justru memiliki makna yang paling dalam.
Dengan mereka, aku belajar bahwa persahabatan sejati adalah tentang saling
menguatkan, bukan tentang siapa yang lebih unggul. Mereka mengajarkanku untuk
menjadi versi terbaik diriku, bukan karena aku harus sempurna, tetapi karena
aku memiliki mereka di sisiku.
Masa-masa di SMP itu membentuk siapa aku hari ini. Sahabatku, kegiatan
ekstrakurikuler, hingga perlombaan-perlombaan yang kuikuti adalah bagian dari
perjalanan hidupku yang takkan pernah kulupakan. Di sana aku belajar bahwa
hidup bukan hanya tentang pencapaian, tetapi tentang proses dan orang-orang
yang mendukung kita sepanjang perjalanan.
Ketika aku mengingat masa itu, ada senyuman kecil yang muncul di bibirku,
diiringi rasa syukur yang mendalam. Aku merasa beruntung pernah memiliki
teman-teman yang begitu tulus, lingkungan yang mendukung, dan kesempatan untuk
mencoba banyak hal.
Jejak-jejak kecil yang kutinggalkan di sekolah itu mungkin akan memudar
suatu hari nanti, tetapi kenangan yang terukir di hatiku akan tetap abadi.
Persahabatan, mimpi, dan pelajaran yang kuterima adalah bekal yang kubawa ke
masa depan. Aku belajar bahwa apa pun yang kita hadapi, selama kita memiliki
orang-orang yang percaya pada kita, kita pasti bisa melewati segalanya.
Komentar
Posting Komentar